Sebanyak
1.000 desa di Indonesia bakal meniru pengembangan energi terbarukan dengan
teknologi hybrid di Pantai Pandansimo Baru, Poncosari, Srandakan, Bantul.
Keberhasilan pengembangan energi listrik berbahan bakar angin dan panas
matahari itu menempatkan Bantul sebagai satu dari 100 kabupaten/kota di
Indonesia yang terpilih dalam program science techno park.
Menteri Koordinator (Menko) Maritim Indroyono Soesilo
menyatakan Desa Poncosari, Srandakan Bantul telah berhasil menerapkan teknologi
hybrid berupa kincir angin dan solar cell yang menggabungkan angin dan panas
matahari untuk menciptakan listrik. Energi listrik berbahan ramah lingkungan
itu digunakan untuk kegiatan pariwisata, kuliner, nelayan dan pertanian
sehingga memutar roda ekonomi di wilayah pesisir tersebut. Perputaran uang di
lokasi wisata itu diperkirakan mencapai Rp5 miliar setahun.
“Lima tahun mengembangkan teknologi ini terbukti
jalan, Bantul menggunakan pendekatan pariwisata [untuk mengembangkan ekonomi]
dengan teknologi ini,” terang Indroyono saat berkunjung ke Pantai Pandansimo
Baru, Desa Poncosari, Srandakan, Bantul Jumat (6/2/2015).
Keberhasilan Bantul mengembangkan energi terbarukan
itu akan dipraktekkan di 1.000 desa di Indonesia yang berada di wilayah
perbatasan.
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) akan menjadi lembaga pelaksana penerapan teknologi hybrid itu di 1.000 desa.
“Kalau dalam dua tahun 1.000 desa itu berhasil, bisa
kita tambah lagi desanya,” ujar dia.
Operator teknologi kincir angin dan solar cell di
Pantai Baru, Murjito mengatakan dalam sehari teknologi inovasi itu mampu
menghasilkan 88 kilo watt atau 88.000 watt listrik.
“Digunakan untuk membuat es batu bagi nelayan,
menerangi jalan umum pantai, memompa air untuk ditampung di bak dan nanti
digunakan untuk mengairi pertanian dan warung-warung kuliner. Listrik juga
untuk menerangi 50 warung milik warga,” jelas Murjito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar