Rabu, 13 April 2016

Bioteknologi Pertanian : Transgenik Tomat Flavr savr



Apa itu Tanaman Transgenik?
Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau mahluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan.

Tomat Transgenik
Tomat memiliki shelf-life yang pendek. Shelf-life yang pendek ini disebabkan dengan aktifnya beberapa gen seperti poligalakturonase saat tomat mengalami kematangan. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit sekali untuk dipasarkan ke tempat yang jauh terlebih untuk ekspor. Biaya pengemasan sangat mahal seperti menyediakan box yang dilengkapi pendingin. Untuk mengatasi hal ini para peneliti di Amerika mencoba merekayasa kerja gen polygalactonase (PG) yang berasosiasi dengan shelf-time tomat yaitu dengan menginsert antisense dari gen PG. Dengan demikian shelf-time menjadi lebih lama. Tomat ini dinamakan dengan Flavr Savr.

Langkah-Langkah Pembuatan Tomat Flavr Savr
langkah pembuatan Tomat Flavr savr

  1. Ikan Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan gen antisenescens yang dapat menghambat enzim poligalakturonase (enzim yang mempercepat kerusakan dinding sel tomat). Gen ini dipindahkan dari kromosom di dalam sel ikan Flounder.
  2. DNA antibeku ini kemudian disisipkan pada DNA bakteri Escherichia coli yang disebut plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari dua DNA berbeda disebut sebagai DNA rekombinan.
  3. DNA rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembali pada bakteri Escherichia coli
  4. Bakteri tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah yang sangat banyak. 
  5. Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu yang dilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair untuk melepaskan isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu disentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan dimana salah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari tabung, kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi memotong di lokasi DNA yang spesifik. 
  6. Sel tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu ditambahkan enzim ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk menyambungkan DNA, sehingga dapat lengket. Hasilnya, gen antibeku pada plasmid yang terdapat pada bakteri bergabung dengan DNA sel tanaman tomat. 
  7. Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa cawan petri yang mengandung media nutrien selektif. 
  8. Bibit tomat mulai ditanam.

Apa Saja Manfaat dari Tomat Transgenik Dibanding Tomat Biasa?

kiri :Tomat Flavr Savr, kanan : tomat biasa
  • Memperpanjang masa simpan tomat selama proses distribusi tanpa mengubah rasa alami tomat, sehingga memungkinkan tomat dapat dikemas dan dikirim dalam jangka waktu lebih lama.
  • Meminimalisir biaya pengemasan saat dipasarkan ke daerah yang lebih jauh.
  • Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian petani kecil.
  • Merupakan salah satu inovasi baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Menghasilkan tanaman tomat yang tahan terhadap cuaca dingin, sehingga memiliki musim tumbuh yang lebih lama

Sumber : biologimu.com, destrinasriyono.blogspot.com


Gejala Alam Akibat Pemanasan Global

1.      Perubahan Cuaca dan Iklim 
Meningkatnya suhu permukaan Bumi dalam kurun waktu satu abad terakhir telah mengubah cuaca dan iklim diberbagai wilayah Bumi, terutama di daerah Kutup Utara. Dampak Pemanasan Global terhadap perubahan iklim adalah sebagai berikut :
  •  Gunung-gunung es akan mencair, dan akan lebih sedikit es yang terapung di laut
  • Di Daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta salju akan lebih cepat mencair.  Melelehnya es di Puncak Jayawijaya, Papua, merupakan fenomena yang menegaskan bahwa telah terjadi peningkatan suhu di Indonesia.
  • Air tanah akan lebih cepat menguap sehingga beberapa daerah menjadi lebih kering dari pada sebelumnya. 
  • Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem; terjadi hujan ekstrem atau kekeringan ekstrem di berbagai wilayah 
  • Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola berbeda sehingga akan terbentuk angin puting beliung.   
  • Curah hujan akan meningkat dan badai akan sering terjadi

2.      Kenaikan Permukaan Laut
Perubahan tinggi permukaan laut akan memengaruhi kehidupan di pantai. Dampak Kenaikan Permukaan laut adalah sebagai berikut :
  • Jika kenaikan permukaan air laut sekitar 100 cm, maka wilayah Belanda akan tenggelam 6%, banglade 17,5%, dan banyak pula-pulau yang hilang. di Indonesia akan banyak pulau yang akan tenggelam sekitar 405.000 hektar daratan indonesia tenggelam di garis pantai 81.000 kilometer. 
  • Jika mencapai muara sungai, akan terjadi banjir akibat air pasang di daratan
  • Pengaruh kenaikan air laut akan cepat terlihat dari ekosistem pantai. Daerah rawa-rawa pantai semakin meluas.
·          
3.      Menurunnya Hasil Pertanian
Pemanasan global berdampak pada pertanian. Banyak produk pertanian, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, yang bergantung pada musim dan iklim. Dampak perubahan iklim akibat pemanasan global terhadap ketahanan pangan, antara lain sebagai berikut :
  •  Kekeringan di wilayah pertanian yang mengakibatkan tanaman pertanian rusak  
  • Banjir di wilayah pertanian akan merendam tanaman pertanian yang mengakibatkan gagal panen.
  • Kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir
  • Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang meningkat populasinya akibat perubahan iklim

4.      Pengaruh Terhadap dan Tumbuhan
Selain, manusia, hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang akan terkena dampak pemanasan global. Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Kepunahan spesies organisme akan mengurangi keanekaragaman hayati. Jika banyak organisme yang punah, ekosistem menjadi tidak stabil. Gejala-gejala kepunahan yang dapat diamati saat ini, antara lain adalah sebagai berikut :
  • Populasi penguin di daerah antartika menurun sekitar 30% dalam 25 tahun terakhir karena berkurangnya habitat
  • Populasi beruang kutub di kutub utara menurun karena kesulitan mendapatkan makanan akibat berkurangnya lapisan es. 
  • Berkurangnya koral di ekosistem laut akibat meningkatnya keasaman air laut. Air laut menjadi asam jika banyak karbon dioksida yang terlarut. Meningkatnya keasaman air laut menurunkan jumlah ion karbonat yang menyusun koral
  • Berkurangnya luas hutan mangrove sehingga mengganggu kehidupan di daerah pesisir pantai karena gelombang pasang dan banjir sering terjadi, serta sulitnya ketersediaan air bersih. 

5.      Pengaruh Terhadap Kesehatan Manusia 
Dampak pemanasan global menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Dampak pemanasan global terhadap kesehatan manusia adalah sebagai berikut :
  • Meningkatnya kasus alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat memperbanyak polutan, seperti spora jamur dan serbuk sari tumbuhan. 
  • Meluasnya penyebaran penyakit. Sebagai contoh, DBD dan malaria adalah penyakit tropis yang saat ini telah menyebar ke daerah subtropis. Penyebabnya adalah suhu di udara subtropis yang saat ini menjadi lebih hangat sehingga patogen dapat berkembang biak di daerah subtropis.
  • Meningkatnya penyakit infeksi, yang semula menginfeksi hewan kemudian dapat menginfeksi manusia. Contohnya adalah flu burung dan flu babi.
  • Meningkatnya kasus orang meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh cuaca panas, misalnya stress, stroke, dehidrasi, jantung dan ginjal. 

SSumber : artikelsiana.com

Gejala Rumah Kaca dan Mengapa Saat Mendung Udara Terasa Panas

Apakah yang dimaksud dengan Gas Rumah Kaca (GRK)? 
Gas Rumah Kaca (Green House Gases) adalah gas-gas di atmosfir yang memiliki fungsi seperti panel-panel kaca di rumah kaca yang bertugas menangkap energi panas matahari agar tidak dilepas seluruhnya ke atmosfir kembali. Tanpa gas-gas ini, panas akan hilang ke angkasa dan temperatur rata-rata Bumi dapat menjadi 60ºF (33ºC) lebih dingin. GRK dapat ditemukan di atmosfir mulai dari permukaan bumi sampai ketinggian 15 km. Lapisan gas rumah kaca sendiri terbentuk di ketinggian 6.2 - 15 km.


GRK yang berdampak terbesar :
·         Karbon dioksida (CO2)
·         Nitro Oksida (NOx)
·         Sulfur Oksida (Sox)
·         Metana (CH4)
·         Chloroflurocarbon (CFC)
·         Hydrofluorocarbon (HFC)

Gejala rumah kaca sendiri adalah meningkatnya suhu permukaan bumi. Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga berakibat kepada beberapa pulau kecil tenggelam di negara kepulauan , yang membawa dampak perubahan yang sangat besar.

Gas rumah kaca dapat dianggap sebagai suatu proses dimana alam mempertahankan keseimbangan di atmosfer. Namun, aktivitas manusia dalam seratus tahun terakhir telah menyebabkan peningkatan persentase gas rumah kaca di atmosfer, yang pada gilirannya meningkatkan suhu rata-rata di bumi.

Apakah Efek Gas Rumah Kaca? Bagaimana terjadinya?
Ketika sinar matahari memasuki atmosfir Bumi, sinar tersebut harus melalui lapisan gas-gas rumah kaca. Setelah mencapai seluruh permukaan bumi, tanah, air, dan ekosistem lainnya menyerap energi dari sinar tersebut. Setelah terserap, energi ini akan dipancarkan kembali ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa, tetapi sebagian besar ditangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfir dan dikembalikan ke Bumi sehingga menyebabkan Bumi menjadi lebih panas. Berikut beberapa factor penyebab efek rumah kaca :
1.      Penggundulan Hutan
Salah satu penyebab efek rumah kaca adalah penggundulan hutan yang memicu peningkatan jumlah karbon dioksida di atmosfer.Penggundulan menyebabkan tidak terdapat tumbuhan yang menyerap karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis.Penggundulan hutan terjadi akibat kebutuhan lahan untuk perumahan, pertanian, dan berbagai macam infrastruktur yang terus meningkat.
2.      Bahan Bakar Fosil
Gas rumah kaca juga bisa dilepas ke atmosfer karena pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, batubara, dan gas. Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap penambahan gas rumah kaca yang pada gilirannya memicu pemanasan global.
3.       Peralatan Listrik
Hasil karya manusia lain yang memicu peningkatan efek rumah kaca adalah pemakaian peralatan listrik. Contoh peralatan listrik penghasil gas rumah kaca adalah lemari es. Lemari es model lama menggunakan gas yang dikenal sebagai Chlorofluorocarbon (CFC). Gas CFC yang terlepas ke atmosfer dapat berperan sebagai gas rumah kaca yang memicu peningkatan suhu bumi.
4.      Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan kontributor tidak langsung dan salah satu penyebab utama efek rumah kaca. Dengan meningkatnya populasi terjadi pula peningkatan berbagai kebutuhan. Hal ini meningkatkan produksi dan proses industri yang menyebabkan peningkatan pelepasan gas industri yang mengkatalisis efek rumah kaca.

Mengapa saat mendung udara terasa panas?
Mungkin kita bertanya-tanya mengapa ketika awan dilangit terlihat hitam, yang merupakan pertanda akan turun hujan, udara disekitar terasa panas? Atau bahkan bisa menyebabkan tubuh kita gerah dan berkeringat? Padahalkan matahari tertutup awan sehingga seharusnya tidak terasa panas? Berikut ini jawaban dan penjelasan dari pertanyaan tersebut.


Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair). Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.


Sumber : wwf.or.id, amazine.co




SUWEG RAKSASA : Tumbuhan Khas Sumatra, Indonesia


Klasifikasi Ilmiah :

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Amorphophallus
Spesies : A. titanium

Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum, merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya.


Banyak orang sering salah mengira dan tidak bisa membedakan bunga bangkai dengan "Rafflesia arnoldii" mungkin karena orang sudah mengenal bahwa Rafflesia sebagai bunga terbesar dan kemudian menjadi bias dengan ukuran bunga bangkai yang juga besar.

Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinyadorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.

Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.

Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. biji-biji ini dapat ditanam. Setelah bunga masak, seluruh bagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fase vegetatif kembali. Karena keunikan bunga ini, bunga ini sering diperjualbelikan oleh manusia, itulah faktor utama bunga ini langka.

Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004.

Di kawasan SPHT Taman Nasional Kayan Mentarang, jenis bunga bangkai ini dapat tumbuh dengan tinggi kisaran 1,5 meter dengan lebar sekitar 50 – 70 cm. Banyak di jumpai disekitar pinggir sungai dan daerah dataran lembab. Bunga ini mekar sekitar bulan Nopember, dan yang terakhir di jumpai pada tanggal 23 Nopember 2013 (Misoniman/POLHUT TN Kayan Mentarang). Pada fase vegetatif, bunga bangkai ini muncul daun dan batang mencapai 2,5 meter dengan diameter sekitar 25 cm.

Bunga bangkai sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penangkar-penangkar spesialis. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Uniknya banyak pengunjung datang untuk "menikmati bau"nya.

Sumber : wikipedia.org, livakara.com




Selasa, 12 April 2016

BEKANTAN : Primata Hidung Panjang Dari Kalimantan

 

Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo :Primata
Famili : Cercopithecidae
Upafamili : Colobinae
Genus : Nasalis
Spesies : Nasalis larvatus

Bekantan adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Bekantan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Nasalis larvatus, sedang dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey. Di negara-negara lain disebut dengan beberapa nama seperti Kera Bekantan (Malaysia), Bangkatan (Brunei), Neusaap (Belanda). Masyarakat Kalimantan sendiri memberikan beberapa nama pada spesies kera berhidung panjang ini seperti Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau.

Bekantan yang merupakan satu dari dua spesies anggota Genus Nasalis ini sebenarnya terdiri atas dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan Nasalis larvatus orientalis. Nasalis larvatus larvatus terdapat dihampir seluruh bagian pulau Kalimantan sedangkan Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.

kiri : bayi bekantan. tengah : bekantan betina. kanan : bekantan jantan
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda.

Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Monyet betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi membuncit.

Seekor Bekantan betina mempunyai masa kehamilan sekitar166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dalam sekali masa kehamilan. Anak Bekantan ini akan bersama induknya hingga menginjak dewasa (berumur 4-5 tahun).

sekelompok bekantan
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai). Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 monyet. Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah One-male group, yaitu satu kelompok terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa dan anak-anaknya. Selain itu juga terdapat kelompok all-male, yang terdiri dari beberapa bekantan jantan. Jantan yang menginjak remaja akan keluar dari kelompok one-male dan bergabung dengan kelompok all-male. Hal itu dimungkinkan sebagai strategi bekantan untuk menghindari terjadinya inbreeding. Bekantan juga dapat berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau ke pulau lain. Untuk menunjang kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki bekantan terdapat selaputnya. Selain mahir berenang bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik, sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup.

 

Binatang yang oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Terancam” (Endangered) merupakan satwa endemik pulau Kalimantan. Satwa ini dijadikan maskot (fauna identitas) provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990. Selain itu, satwa ini juga menjadi maskot Dunia Fantasi Ancol.

Sumber : wikipedia.org, alamendah.org


Sabtu, 09 April 2016

Mitos di Kudus


Setiap daerah, khususnya di Jawa, mitos masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, termasuk di Kudus. Di Kota Kretek ini, ada sejumlah mitos yang masih berkembang di sebaian masyarakat. Berikut ini adalah sejumlah mitos berbau larangan dan anjuran yang bagi sebagian masyarakat masih diyakini kebenarannya. Namun, ada sebagian yang tidak sepenuhnya percaya namun tetap melakukannya karena faktor budaya.



(1) Masyarakat Kudus dilarang menyembelih sapi

Hingga kini sebagian warga masih percaya dengan mitos "tidak boleh menyembelih sapi". Warga yang memiliki hajat atau yang ingin berkurban tidak menyembelih sapi, melainkan kerbau. 

Mitos tersebut sebenarnya berawal dari larangan Sunan Kudus kepada pemeluk Islam untuk tidak menyembelih sapi, saat awal mula melakukan dakwah di Kudus. Larangan tersebut sebagai bentuk toleransi untuk menghormati masyarakat Hindu di Kudus yang mengkramatkan hewan sapi. 

(2) Presiden yang berkunjung ke Kudus akan lengser

Mitos ini juga masih sangat dipercaya masyarakat Kudus hingga sekarang. Bahkan, batalnya Presiden Joko Widodo yang akan berkunjung ke Kota Kretek beberapa bulan lalu, dinilai sebagian masyarakat karena takut akan mitos tersebut. 

Mitos ini bermula konon ketika Sunan Kudus membuat Rajah Kalacakra untuk melindungi muridnya, Arya Penangsang. Rajah tersebut juga konon saat ini berada di gapura masuk komplek Masjid Menara Kudus. Penguasa yang melintasi gapura itu dipercaya sebagian masyarakat akan lengser.

Beberapa presiden yang lengser dari kekuasaannya, antara lain Bung Karno dan Gus Dur, dipercaya sebagian masyarakat karena mereka berkunjung ke Kudus. 

(3) Berpacaran di Colo membuat pasangan kekasih bisa putus

Anggapan berpacaran di kawasan Colo atau sekitar Makam Sunan Muria, pasangan kekasih akan putus, hingga kini masih berkembang. Bagi sebagian masyarakat, larangan itu hingga kini masih berlaku. Benar atau tidaknya mitos tersebut, tentu kembali kepada kepercayaannya masing-masing.

(4) Ibu yang hamil makan buah pari jotho anaknya akan rupawan

Mitos yang satu ini bukan larangan, namun justru sebagai anjuran. Masyarakat Kudus yang sedang hamil dianjurkan untuk memakan buah Pari Jotho. Buah berwarna ungu dan merah muda tersebut diyakini sebagian masyarakat bisa membuat bayi yang akan dilahirkan menjadi rupawan. 

Hingga kini, buah tersebut masih sangat mudah di temukan di sekikar komplek Makam Sunan Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe. Banyak pedagang yang menjajakan buah tersebut di sekikar makam. Tanaman Pari Jotho masih banyak tumbuh di Pegunungan Muria. 

(5) Naik Puncak Songolikur dilarang berkata nama-nama wayang

Puncak Songolikur di Pegunungan Muria menawarkan pesona alam yang membuat banyak orang berdecak kagum, khususnya bagi para pendaki gunung. Pendaki tidak hanya datang dari Kudus dan sekitarnya, namun juga sejumlah daerah di Indonesia.

Para pendaki biasanya diperingatkan warga sekitar lereng Puncak Songolikur untuk tidak mengucap nama-nama wayang. Misalnya, semar, bagong, arjuna, petruk, dan nama-nama tokoh pewayangan lainnya. Masyarakat meyakini, jika dalam pendakian ke puncak seseorang melakukannya, akan mendapat marabahaya. 

(6) Dilarang mempersunting gadis Jepara

Mitos ini sudah sangat jarang diberlaku bagi masyarakat di Kudus. Namun, ada sebagian kecil masyarakat yang masih mempercayai mitos larangan mempersunting gadis asal Jepara. Bagi sebagian kecil masyarakat tersebut, larangan pria Kudus mempersunting gadis Jepara masih berlaku. Jika larangan tersebut dilanggar, hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi.

Mitos ini, konon katanya berawal dari perseteruan antara Sunan Kudus dengan Ratu Kalinyamat. Perseteruan tersebut menurut cerita yang berkembang di masyarakat, terkait polemik perebutan kekuasaan setelah Sultan Demak mangkat.   

(7) Nasi Jangkrik membuat tanaman dan ternak

Nasi Jangkrik adalah nasi yang dibungkus dengan daun jadi dan di dalamnya terdapat lauk daging kerbau. Nasi tersebut dibagikan saat haul Sunan Kudus. Hingga kini tradisi tersebut masih dilaksanakan. Saat pembagian Nasi Jangkrik, ribuan warga dari sejumlah daerah mengantre untuk mendapatkan. 

Nasi tersebut, selain dipercaya memberi keberkahan ketika dimakan seseorang, juga bisa memberi keberkahan pada tanaman dan hewan ternak. Nasi Jangkrik yang dikeringkan menjadi nasi aking, ditaburkan ke tanaman dengan harapan bisa subur. Selain itu, nasi aking itu jika dicampurkan ke makanan ternak akan membuatnya gemuk dan sehat. 

Demikian sejumlah mitos yang berkembang di sebagian masyarakat di Kudus. Mitos-mitos di atas diarahkan ke jenis mitos yang sebenarnya. Mitos diatas di ambil dari sumber yang berkembang melalui tutur. Namanya mitos, tentu boleh diyakini boleh juga tidak. Hal itu kembali kepada tiap pribadinya.

sumber : www.seputarkudus.com