Rabu, 11 November 2015

Hubungan Film The God Must Be Crazy dengan materi Ilmu Budaya Dasar

Halo… Kali ini saya akan menghubungkan film The God Must Be Crazy dengan salah satu materi dari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Seperti yang sudah saya jelaskan di postingan sebelumnya mengenai resensi film The God Must Be Crazy, film ini menceritakan kisah sebuah suku di Gurun Kalahari, Afrika Selatan. Film ini sangat kental dan berhubungan dengan materi mata kuliah Ilmu Budaya Dasar seperti Manusia dan Budaya, Manusia dan Penderitaan, Manusia dan Peradaban, Manusia dan Lingkungan, dll. Namun kali ini saya akan membahas hubungan film ini dengan materi Manusia dan Penderitaan.

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik ringan atau berat. Baik manusia dalam kehidupan modern maupun manusia dalam suku terasing sekalipun. Dalam film The God Must Be Crazy pun terlihat beberapa penderitaan yang dialami para tokoh dalam film tersebut.

Yang pertama adalah penderitaan yang dirasakan suku Bostwan di Afrika Selatan setelah mereka memiliki sebuah alat berupa botol kaca yang seharusnya membantu pekerjaan mereka tetapi malah membuat malapetaka pada kehidupan mereka karena botol kaca tersebut hanya berjumlah satu dan seluruh anggota suku merasa ingin memilikinya. Dari hal kecil ini, suku Bostwan mengalami penderitaan karena antar anggota suku yang tadinya hidup damai dan saling membantu, menjadi hidup dalam rasa iri bahkan timbul kekerasan.


Yang kedua adalah penderitaan yang dialami Xi, seorang anggota suku Bostwan. Xi yang melakukan perjalanan untuk membuang botol kaca yang membuat malapetaka di sukunya mengalami beberapa penderitaan. Seperti di pidana karena telah memburu hewan ternak, dan perasaan bingung karena perjalanan yang ia lakukan bukan hanya perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan mental dan budaya.



Yang ketiga adalah penderitaan dari kalangan modern. Dalam kasus yang di derita kalangan modern, manusia modern tanpa disadari mengalami penderitaan akibat apa yang mereka ciptakan sendiri. manusia modern tidak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, tapi memaksa lingkungan untuk menyesuaikan dengan mereka. Bagaikan orang yang meminum air laut, semakin banyak yang ia minum maka semakin haus. Semakin orang berusaha mengatasi kerepotan mereka dengan ilmu dan berbagai macam peralatan, semakin repot juga mereka dibuatnya. Penderitaan yang dialami kalangan modern ialah waktu dan keserakahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar